Dr. Bustami Abu Bakar S.Ag, M.Hum : Pentingnya Rekontruksi kembali seni dan budaya Aceh

Ilpus Ar-Raniry | Banda Aceh -  Dr. Bustami Abu Bakar S.Ag M.Hum., mengatakan pentingnya Rekontruksi kembali seni dan budaya lokal Aceh yang hampir punah, hal tersebut disampaikannya pada saat menghadiri Pergelaran Revitalisasi Seni Yang Hampir Punah di Gedung Taman Budaya pada Selasa Malam (22/11).

Pada kesempatan tersebut dosen Antropologi tersebut kepada hmj.ilpus.ar-raniry.ac.id mengatakan bahwasanya pentingnya di rekontruksi kembali seni dan budaya Aceh yang hampir tidak diketahui keberadaanya.

"Kegiatan ini sangat penting dan sangat bermakna saya rasa untuk terus dilakukan. Pertama sebagai upaya menggali, mengembangkan dan merekontruksi kembali kesenian-kesenian di Aceh yang hampir punah, kedua sebagai upaya menumbuhkan semangat pada generasi muda Aceh untuk mencintai dan menekuni kesenian daerahnya, ketiga sebagai bentuk apresiasi terhadap insan pelaku kesenian tradisi. Menjadi seniman seni tradisi berarti menjadi penggawa utama yang menjaga pelestarian nilai seni itu sendiri."

Ia berharap kegiatan seperti ini dapat terus di lakukan secara berkala, sehingga akan ada banyak lagi kesenian yang terdapat di Aceh yang dapat di revitalisasikan kembali.

Pada acara tersebut ia selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama mendampingi Himpunan Mahasiswa Prodi se- Fakultas Adab dan Humaniora bermaksud menambah wawasan tentang seni dan budaya lokal di Aceh yang hampir hilang tersebut.

Kegiatan yang di selenggarakan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Provinsi Aceh tersebut mengusung tema "Lestarikan Kesenian Aceh" bertujuan untuk mengenalkan kembali nilai-nilai seni dan budaya Aceh yang di anggap hampir punah.

Prof. Dr. Endang Caturwati, dalam jumpa pers nya mengatakan pentingnya revitalisasi kembali seni lokal guna sebagai media pengembangan karakter.

"Tarian-tarian di Aceh itu banyak yang harus diangkat kembali karena mengandung kearifan lokal dan juga memiliki nilai-nilai pengembangan karakter dan ini merupakan kekayaan dari masyarakat Aceh itu sendiri." ungkapnya kepada hmj.ilpus.ar-raniry.ac.id. (MA/APK)